reproduction in human

Nama              : Eka Setia Budi
NPM                : 15320053
Prodi/Kelas    : Pendidikan Biologi/B
Semester        : 3

kata pengentar

Assalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal belajar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Biologi SMP yang diampu Dr. Muhfahroyin, S. Pd. , M. T. A.  dan Agil Lepiyanto, S. Pd., M. Pd. .
Jurnal ini berisi materi yang telah disampaikan kelompok 2 pada pertemuan ke- 10 tentang ”Sistem Reproduksi pada Manusia”Penulis menyadari bahwa jurnal belajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan jurnal belajar ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua. Semoga jurnal belajar ini mampu menambah ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha penulis. Amin.
Wassalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

       Metro,06 Desember 2016


Penulis


Substansi Kajian
Adapun substansi kajiannya yaitu:
A.  Sistem reproduksi pria
1.    Organ repoduksi pria
2.    Sperma
3.    Proses pembentukan sperma
B.  Sistem reproduksi wanita
1.    Organ reproduksi wanita
2.    Pembentukan ovum
3.    Proses dan siklus menstruasi
4.    Perkembangan embrio
C.  Hormon reproduksi
D.  Penyakit menular seksual

Review Pembelajaran
Standar Kompetensi           
1.   Memahami berbagai sistem dalam kehidupan.
Kompetensi Dasar     
1.2   Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakt yang berhubungan dengan sistem reproduksi.
                                                 
A.  Sitem Reproduksi pada Pria
1.   Organ Reproduksi Pria
Sistem  reproduksi pada pria terdiri dari organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan organ reproduksi bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan uretra
a.   Penis
Penis tersusun dari jaringan otot, jaringan spons, pembuluh darah, dan jaringan saraf. Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Fungsi penis sebagai saluran pengeluaran sperma dan urine.
a.   Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis.
b.  Testis
Testis merupakan tempat pembentukan sperma dan beberapa jenis hormon kelamin jantan (androgen). Testis terletak di dalam skrotum atau kantung pelir yang berfungsi untuk mengatur suhu tests agar sesuai dalam pembentukan sperma.
c.   Epididimis
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma.
d.  Vas Deferens
Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
e.   Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
f.    Vesikula Seminalis
Veskula seminalis berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis
g.  Uretra
Uretra merupakan saluran kantung kemih yang berhubungan dengan vasa deferensia. Sperma keluar dari penis melalui uretra.

2.   Sperma
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (badan), dan ekor (flagela). Pada bagian kepala terdapat inti sel dan akrosom yang dibentuk dari kompleks golgi. Akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur. Pada bagian tengah terdapat mitokondria sebagai tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi yang digunakan oleh sperma dapat bergerak aktif. Bagian ekor berupa flagela yang merupakan alat bergerak sperma.

3.   Proses Pembentukan Sperma
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Spermatogenesis tejadi di dalam testis. Di dalam tetis terdapat sel kelamin  pemula yang disebut sel spermatogonium. Spermatogonium  bersifat diploid (2n) atau jumlah kromosom rangkap dua. Setelah individu mencapai masa untuk berkembang biak, sel spermatogonium akan membelah berulang-ulang secara mitosis, sehingga dihasilkan banayk sel spermatogonium. Sebagian dari sel-sel spermatogonium tersebut terus membelah secara mitosis, sedangkan sebagian yang lain membesar menjadi spermatosit primer yang bersifat diploid (2n). Kemudian spermatosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis II menghasilkan 4 sel spermatid. Masing-masing spermatid memiliki ukuran yang sama dan bersifat haploid (n). Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi menjadi sel spermatozoa atau sperma, peristiwa ini disebut spermiogenesis.

B.  Sitem Reproduksi pada Wanita
1.   Organ Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita juga terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
a.   Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Labia adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis.
b.  Vagina
Vagina adalah saluran elastis yang berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
c.   Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
d.  Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pir, berongga, dan berotot. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan parametrium, miometrium, dan endometrium. Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut. Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi). Sedangkan, lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
e.   Ovarium
Ovarium disebut juga dengan indung telur. Ovarium menghasilkan sel telur (ovum) yang letaknya di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah.
f.    Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.

2.   Pembentukan Ovum
Proses pembentukan sel telur (ovum) disebut oogenesis, oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak sel oogonium. Oogonium merupakan sel pemula dari sel telur (ovum) yang bersifat diploid (2n). Oogonium akan membelah diri secara mitosis sehingga terbentuk lebih banyak oogonium. Oogonium akan membelah secra meiosis I menjadi oosit primer. Selanjutnya, oosit primer membelah secara meiosis II menghasilkan oosit sekunder dan badan kutub I. Oosit sekunder bentuknya lebih besar, mengandung kuning telur, dan sitoplasma. Badan kutub I merupakan sel kecil yang hanya terdiri dari inti. Badan kutub I akan membelah menjadi dua sel.oosit sekunder terus membelah menghasilkan satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel badan kutub. Sel ootid akan berkembang menjadi sel telur yang siap diovulasikan.

3.   Proses dan Siklus Menstruasi
Secara berkala, sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan bergerak melalui  saluran telur menuju rahim. Sementara itu, dinding rahim akan menebal sehingga rahim menerima zigot hasil fertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi, maka sel telur dan jaringan yang terbentuk pada dinding rahim akan luruh dan dikeluarkan dari rahim sebagai menstruasi (haid).
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium (dinding rahim). Menstruasi terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
a.   Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum  menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
b.  Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
c.   Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
d.  Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menye babkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

C.  Perkembangan Embrio
Pembuahan terjadi di saluran telur (tuba fallopi atau oviduk). Zigot yang terbentuk menuju ke rahim (uterus), kemudian membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16, dan seterusnya. Sementara itu, lapisan dalam dinding rahim menebal untuk memberi makanan bagi embrio. Embrio memperoleh makanan dari tubuh induknya melalui plasenta (ari0ari). Selanjutnya, makanan masuk ke embrio melalui tali pusar. Melalui tali pusar tersebut, zat sisa metabolisme dan zat yang tidak berguna dialikan kembali ke plasenta dan akhirnya ketubuh ibunya.
Di dalam uterus, embrio dikelilingi oleh suatu cairan yang disebut cairan amnion atau ketuban. Cairan ini berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. Pada usia 5 minggu, embrio telah mempunyai keala, mata, tubuh, ekor yang pendek dan calon tangan serta calon kaki. Panjang embrio hampir mencapai 7 mm.
Embrio pada usia 9 minggu telah berubah menjadi bayi kecil yang sudah terbentuk. Ia sudah memiliki wajah, mata, telinga, hidung, dan lidah. Jari-jari tangan dan kaki pun sudah terlihat. Kepalanya jauh lebih besar daripada badannya. Embrio pada usia ini sudah dapat menggerakkan tangan dan kakinya dengan panjang tubuh kira-kira 5,5 cm.
Saat usia 14 minggu, organ-organ tubuh semakin berkembang dan panjang tubuhnya sekitar 6 cm. Pada usia 20 mingggu, bayi memiliki panjang sekitar 19 cm dan beratnya sekitar setengah kilogram. Organ-organ tubuhnya sudah lebih berkembang. Tangan dan kakinya sudah dilengkapi dengan kuku, seudah memiliki alis mata dan bulu mata. Pada saat ini, jantung bayi dapat terdeteksi dan bayi sangat aktif. Ketika usia bayi mencapai 24 minggu, pertumbuhan badannya sangat pesat. Pada usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.

D.  Hormon Reproduksi
Sistem-sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu. hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria adalah gonadotrofin, FSH, LH, dan testoteron. Sedangkan, hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita adalah gonadotrofin, FSH, LH, estrogen dan progesteron.
1.   Hormon gonadotrofi, dihasilkan oleh hipotalamus di bagian dasar otak yang merangsang kelenjar hipofisis bagian anterior agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2.   FSH (follicle stimulating hormone), berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembanagn tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (androgen binding protein) yag berfungsi memacu pembentukan sperma, pada wanita,, FSH merangsang folikel primer dalam ovarium untuk membelah.
3.   LH (luteinizing hormone), berfungsi merangsang sel leydig agar mensekresikan hormon testoteron. Pada wanita, LH merangsang aktivitas korpus luteum di ovarium. Korpus luteum menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi dalam perkembangan ciri seks sekunder wanita serta berperan penting dalam siklus menstruasi. Sedangkan progestero berperan dalam siklus menstruasi, kehamilan, serta dalam embriogenesis.
4.   Hormon testoteron, dihasilkan oleh testis, berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, dan mempengaruhi proses spermatogenesis.

E.  Penyakit Menular Seksual (PMS)

1.   Gonorea
Penyakit gonorea disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonorrhoeae. Masa inkubasinya dalah 2-10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Gonorea menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi.
Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapat pertolongan.
2.   Sifilis (Raja Singa)
Bakteri penyebab penyakit sifilis adalah Treponema pallidium. Masa inkubasinya selama 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar kelamin. Terkadang penyakit ini disertai dengan pusing dan flu yang akan hilang sendiri. Setelah 6-12 minggu, timbul bercak kemerahan pada tubuh. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan sering kali penderita tidak memperlihatkan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukkan gejala atau isbut masa laten. Setelah 5-10 tahun, penyakit sifilis akan menyerang susunn saraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada wanita hamil, bayi yang lahir dapat lahir dengan kerusakan hati, kulit, limpa dan keterbelakangan mental.
3.   Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa inkubasi selama 4-7 hari setelah vrus masuk ke dalam tubuh. Pada wanita, penyakit ini sering berkembang menjadi kanker mulut rahim setelah beberapa taun kemudian. Gejalanya yaitu:
a.   Bintil-bintil air berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri disekitar alat kelamin.
b.   Bintil pecah dan akan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu akan hilang dengan sendirinya.
c.   Gejala akan kambuh lagi, namun tidak senyeri awal.
4.   Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa inkubasinya selama 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi pria dan wanita.
Pada wanita, penyakit ini dapat menyebabkan cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban hingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya. Sedangkan, pada pria mengakibatkan rusaknya saluran mani, kemandulan, serta radang saluran kencing.
5.   Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh paasit Trichomonas vaginalis gejalanya adalah
a. Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa, dan berbau busuk.
b. Vulva bengkak, kemerahan, dan gatal.
c. Nyeri saat kencing.
6.   Kanididiasis Vagina
Kanididiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam vagina. Akan tetapi pada keadaan tertentu jamur ini menimbulkan keputihan.
Gejalanya berupa keputihan seperti susu, bergumpul, disertai rasa gatal, panas, an kemerahan pada alat kelamin dan bagian di sekitarnya.
7.   HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena teinfeksi HIV (Human Immunodeficienc Virus). Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun secara derastis. Penyakit ini sampai sekarang belum ada obatnya, yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuh penderita.
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh penderita AIDS, tetapi yang dapat ditularkan hanya terdapat pada darah, sperma, dan cairan vagina. Penularan HIV dapat terjadi karena, memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV, ibu yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya, dan berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan penderita.

Kesimpulan
Sistem reproduksi manusia ada dua, yaitu sistem reproduksi pada pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan uretra. Sedangkan,  sistem reproduksi wanita terdiri dari  lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis, klitoris, ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (badan), dan ekor (flagela). Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis, sedangkan proses terbentuknya ovum disebut oogenesis. Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium (dinding rahim).
Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria adalah gonadotrofin, FSH, LH, dan testoteron. Sedangkan, hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita adalah gonadotrofin, FSH, LH, estrogen dan progesteron.

Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual yaitu gonorea, HIV/AIDS, sifilis, herpes genital, klamidia, trikomoniasis, dan kanididiasis vagina.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "reproduction in human"

Posting Komentar