coordination system in human
Nama : Eka Setia Budi
NPM : 15320053
Prodi/Kelas : Pendidikan Biologi/B
Semester : 3
Kata Pengantar
Assalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal belajar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Biologi SMP yang diampu Dr. Muhfahroyin, S. Pd. , M. T. A. dan Agil Lepiyanto, S. Pd., M. Pd. .
Jurnal ini berisi materi yang telah disampaikan kelompok 3 pada pertemuan ke- 11 tentang ”Sistem Koordinasi pada Manusia”. Penulis menyadari bahwa jurnal belajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan jurnal belajar ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua. Semoga jurnal belajar ini mampu menambah ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha penulis. Amin.
Wassalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Metro, 13 Desember 2016
Penulis
Substansi Kajian
Adapun substansi kajiannya yaitu:
A. Sistem Saraf
B. Sistem Indra
C. Kelainan dan Penyakit Sistem Koordinasi pada Manusia
Review Pembelajaran
Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam berbagai sistem dalam kehidupan
Kompetensi Dasar
1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi memerlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor. Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan atau impuls. Bagian tubuh yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera. Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk system saraf. Sedangkan efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar. .
A. Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama, yaitu menghantarkan impuls atau rangsangan, memberikan respon terhadap impuls, dan mengatur kerja sistem organ.
1. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit, dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel terdapat inti sel (nucleus) , nucleolus , sitoplasma.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek yang keluar dari badan sel berupa lanjutanplasma, dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan impuls rangsang dari reseptor ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat neurofibril berupa benang – benang halus. Neurofibril dibungkus oleh selubung/ selaput myelin yang merupakan penjuluran sel Schwann. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Sinapsis yaitu daerah celah halus persambungan neurit dan ujung dendrit sel syaraf yang lain.
2. Macam-macam Sel Saraf
Ada tiga macam sel saraf (neuron), yaitu:
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera, dan meneruskan ke susunan saraf pusat.
b. Sel saraf motorik
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan dari susunan saraf pusat ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c. Sel saraf penghubung
Sel saraf penghubun adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Sel saraf penghubung terdapat pada korteks otak dan sumsum tulang belakang.
3. Susunan Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu bagian depan sebagai pusat gerakan otot dan penciuman, bagian tengah sebagai pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan, bagian samping sebagai pusat pendengaran, serta bagian belakang sebagai pusat penglihatan. Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara otak depan dan otak belakang. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Sementara itu, otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh dan gerakan otot yang disadari.
Sumsum lanjutan disebut juga batang otak atau medulla oblongata.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan. Sedangkan, sumsum tulang belakang berfungs sebagai penghubung antara susunan saraf tepi dan otak, menghantarkan impuls dari dan ke otak, serta mengatur gerak refleks tubuh.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan. Sedangkan, sumsum tulang belakang berfungs sebagai penghubung antara susunan saraf tepi dan otak, menghantarkan impuls dari dan ke otak, serta mengatur gerak refleks tubuh.
b. Susunan Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial) berjumlah 12 pasang.
Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial) berjumlah 12 pasang.
Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem saraf sadar merupakan saraf yangmengatur gerakan yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan dan fungsi yang khas.
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian serabut saraf berpasangan berupa ganglion-ganglion yang tersebar pada beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis.
Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar,semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti usus, lambung, pankreas dan hati. Sedangkan, susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian serabut saraf berpasangan berupa ganglion-ganglion yang tersebar pada beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis.
Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar,semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti usus, lambung, pankreas dan hati. Sedangkan, susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
4. Gerak manusia
Gerak manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerakan ini terjadi dengan tiba – tiba, tanpa dapat dicegah. Contoh gerak refleks gerakan yaitu menutup mata dengan cepat jika ada benda kecil/debu yang masuk ke mata.
b. Gerak biasa.
Gerak biasa atau gerak sadar adalah terjadinya gerakan berdasarkan perintah dari pusat saraf (otak). Contoh gerak sadar antara lain berjalan, olah raga, makan, minum, menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan dan sebagainya.
B. Sistem Indera
1. Indera Penglihatan
a. Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera berwarna putih kompak. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening transparan, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan dan diteruskan ke lensa mata.
b. Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan tengah mata berwarna hitam. Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah, sehingga berfungsi memberi makanan dan oksigen bagi mataLapisan koroid membentuk iris dan memberi warna pada bola mata.
c. Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya,yaitu berbentuk sel batang dan sel kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu,daerah ini disebut bintik buta, jika bayangan jatuh pada bintik buta maka bayangan tersebut tidak dapat terlihat.
Struktur bola mata mulai dari depan ke belakang, adalah sebagai berikut:
a. Kornea merupakan bagian depan mata yang bening , transparan dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
b. Iris atau selaput pelangi terletak di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid.Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris memberi warna pada mata.
c. Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina. Pupil dapat membesar dan mengecil, tergantung intensitas cahaya yang diterima.
d. Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui pembuluh vena yang halus (venula).
e. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensaterletak persis di belakang iris.
f. Retina merupakan selaput yang mengandung sel-sel indera. Retina berfungsi sebagai layar, tempat terbentuknya bayangan, seperti halnya plat film pada kamera.
g. Saraf optik dari retina inilah selanjutnya menyampaikan informasi yang terlihat kemudian ditransver ke saraf otak sesampai di otak informasi tersebut diolah sehingga terbentuk dalam otak bentuk benda yang terlihat tadi.
Cara Kerja Mata
Pantulan cahaya ditangkap oleh kornea melewati pupil → aqueous humor→ lensa →bayangan jatuh tepat diretina → dijalarkan ke saraf otak → diinterpretasikan sebagai penglihatan.
Pantulan cahaya ditangkap oleh kornea melewati pupil → aqueous humor→ lensa →bayangan jatuh tepat diretina → dijalarkan ke saraf otak → diinterpretasikan sebagai penglihatan.
2. Indera Pendengaran
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar. Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu cuping telinga tersusun dari lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga. Saluran telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen.
b. Telinga Tengah
Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi jaringan mukosa. Pada telinga bagian tengah terdapat tulang-tulang pendengaran, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam. Saluran eustachius merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, saluran ini berfungsi menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.
c. Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian, yaitu jendela (tingkap), labirin, dan organ korti. Tingkap atau jendela pada telinga ada dua macam yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong). Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Proses mendengar
Gelombang bunyi ditangkap dan dikumpulkan oleh daun telinga dan mengetarkan gendang telinga sehingga menimbulkan getaran. Getaran ini diteruskan oleh tulang martil. Tulang landasan, dan tulang sanggurdi ke jendela oval. Getaran ini menyebabkan bergetarnya cairan limfa di dalam rumah siput. Cairan limfa yang bergetar merangsang sel-sel rambut. Kemudian implus bunyi diteruskan oleh saraf pendengaran menuju pusat pendengaran di otak sehingga kita dapat mendengar.
3. Indera Penciuman
Hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
Hidung merupakan indera pembau pada manusia. Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara. Sewaktu kita menark napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Zat-zat kimia akan dilarutkan dalam selput lendir, kemudian dibawa saraf pembau ke otak, sehingga kita menerima rangsangan bau. Idung berfungsi sebgai jalannya udara, alat pengatur kelembapan dan suhu, serta menyaring udara dari debu dan kuman.
Hidung merupakan indera pembau pada manusia. Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara. Sewaktu kita menark napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Zat-zat kimia akan dilarutkan dalam selput lendir, kemudian dibawa saraf pembau ke otak, sehingga kita menerima rangsangan bau. Idung berfungsi sebgai jalannya udara, alat pengatur kelembapan dan suhu, serta menyaring udara dari debu dan kuman.
4. Indera Pengecap
Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil yang disebut papila, sehingga permukaan lidah terlihat kasar. Berdasarkan bentuknya papila dibedakan menjadi tiga jenis yaitu apila filiformis, papila fungiformis dan papila sirkumvalata.
Papila filiformis adalah papila yang berbentuk seperti benang halus,papila ini banyak terdapat pada bagian depan lidah. Papila fungiformis
adalah Papila yang berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, papila ini terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
sedangkan, papila sirkumvalata adalah papila yang bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat pada pangkal lidah.
adalah Papila yang berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, papila ini terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
sedangkan, papila sirkumvalata adalah papila yang bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat pada pangkal lidah.
Bagian-bagian lidah sebagai indera pengecap
a. Ujung lidah peka terhadap rasa manis
b. Sisi lidah bagian dalam peka terhadap rasa asin
c. Sisi lidah bagian depan peka terhadap rasa asam
d. Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit
5. Indera Peraba
Kulit memiliki beberapa saraf sensorik yang disebut reseptor eraba. Reseptor peraba berfungsi sebgai penerima rangsangan dar luar. Reseptor pada kulit yaitu reseptor panas (korpuskula ruffini), reseptor dingin (korpuskula krause), reseptor tekanan kuat (korpuskulapacini), reseptor tekanan sentuhan (korpuskula meissner), dan reseptor nyeri (ujung saraf tanpa selaput).
Sel-sel saraf peraba tidak merata di seluruh permukaan kulit. Saraf peraba dapat merasaka permukaan yang kasar dan halus. Bila suatu benda menyentuh rambut-rambut pada permukaan kulit, maka sel saraf peraba akan terangsang.
D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Koordinasi Manusia
Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem saraf:
1. Meningitis, adalah radang pada selaput otak.
2. Nuralgia merupakan sait sepanjang serabut saraf.
3. Chorea merupakan gangguan sistem saraf yang menimbulkan gerak otot berkejut-kejut.
4. Sklerosis ganda merupakan kerusakan sel saraf pada otak dan saraf belakang.
5. Stroke merupakan gangguan aliran darah ke sebagianotak.
6. Ayan merupakan kejang mendadak akibat gangguan kinerja otak.
7. Anosmia merupakan hilangnya penciuman.
8. Tuli, disebabkan adanya kerusakan pada rumah siput atau saraf pendengaran.
9. Mata juling merupakan kelainan otot akibat otot penggerak bola mata kanan dan kiri tidak serasi
Kesimpulan
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Terganggunya sistem koordinasi akan menyebabkan kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi, seperti maningitis, stroke, sklerosis dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan sistem koordinasi pada manusia.
0 Response to "coordination system in human"
Posting Komentar