Sistem Koordinasi
A.Identitas
Nama
: Ella Subella
NPM
:15320041
Prodi
:Pendidikan biologi / B
Dosen pengampau :Dr. Muhfahroyin
M.Ta. dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan :11
B.Pengantar
Assalamualaikum
wr,wb
Dengan mengucap syukur alhamdullilah atas kehadirat allah subhanahu wat’ala
yang telah memberikan rahmat karunianya, kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan hasil ringkasan materi Telaah Biologi Smp.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah
melaksanakan dan menyelesaikan tugas ringkasan Materi Telaah Biologi Smp
Pertemuan ke-11 tentang
Sistem
Koordinasi.
Saya menyadari bahawa penyusunan jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Harapan saya semoga penyusunan jurnal yang memuat pengetahuan yang didapat
selama pertemuan ke- matakuliah Telaah Biologi Smp.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
C. Subtansi
Kajian
1. Sistem saraf
2. Sistem indra
3.sistem
hormon
D. Review Pembelajaran
Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja
secara teratur dan selaras, kecuali jika ada gangguan atau kelainan.
Hal ini disebabkan karena ada sistem yang mengatur kerja
berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi.
Sistem koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem
indera, dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf
bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur
dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur kontraksi
otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi
berbagai kelenjar dalam tubuh.
1. Sistem saraf
Sistem saraf merupakan salah satu bagian
yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut.
Pengaturan penerima rangsangan dilakukan
oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf
dan alat indera.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh
(eksternal) misalnya suara, cahaya, bau, panas, dingin, manis, pahit dan
sebagainya. Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh disebut juga
rangsangan internal, misalnya rasa haus, lapar, dan nyeri.
Struktur Neuron
Sistem saraf yang terdapat pada tubuh
manusia terdiri atas unit-unit terkecil yang disebut neuron (sel saraf). Neuron
yang terdapat dalam tubuh manusia jumlahnya trilyunan. Neuron adalah sel yang
mempunyai kemampuan menerima impuls dan menghantarkan impuls. Neuron sel-selnya
tidak mengalami pembelahan sel sehingga jika sudah mati atau rusak neuron tidak
dapat diganti.
Setiap neuron terdiri atas tiga bagian
yaitu badan sel, dendrit, dan akson.
· BADAN SEL (PERIKARION)
Badan sel terdiri dari inti sel (nukleus), anak inti sel (nukleolus) dan sitoplasma yang mengandung substansi kromatik yaitu badan Nissl serta serabut halus pada badan neuron yang disebut neurofibril. Badan Nissl akan tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar antara yang satu dengan yang lain.
Badan sel terdiri dari inti sel (nukleus), anak inti sel (nukleolus) dan sitoplasma yang mengandung substansi kromatik yaitu badan Nissl serta serabut halus pada badan neuron yang disebut neurofibril. Badan Nissl akan tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar antara yang satu dengan yang lain.
· DENDRIT
Dendrit yaitu juluran atau serabut pendek bercabang yang merupakan tonjolan dari sitoplasma pada badan sel. Di dalam dendrit terdapat badan Nissl dan mitokondria. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls ke badan sel.
Dendrit yaitu juluran atau serabut pendek bercabang yang merupakan tonjolan dari sitoplasma pada badan sel. Di dalam dendrit terdapat badan Nissl dan mitokondria. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls ke badan sel.
· AKSON
Akson atau neurit yaitu juluran atau serabut panjang dari badan sel, dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju ujung akson.
Serabut akson yang tipis dengan bentuk panjang di dalamnya terdapat mitokondria, neurofibril tetapi tidak terdapat badan Nissl sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein.
Akson diselubungi oleh substansi lemak berwarna putih kekuningan yang disebut selubung mielin, selubung ini berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka. Juga memberi nutrisi pada akson dan mempercepat jalannya impuls. Pada tempat tertentu ada akson yang tidak dibungkus selubung mielin yang disebut nodus Ranvier. Macam Neuron
Akson atau neurit yaitu juluran atau serabut panjang dari badan sel, dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju ujung akson.
Serabut akson yang tipis dengan bentuk panjang di dalamnya terdapat mitokondria, neurofibril tetapi tidak terdapat badan Nissl sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein.
Akson diselubungi oleh substansi lemak berwarna putih kekuningan yang disebut selubung mielin, selubung ini berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka. Juga memberi nutrisi pada akson dan mempercepat jalannya impuls. Pada tempat tertentu ada akson yang tidak dibungkus selubung mielin yang disebut nodus Ranvier. Macam Neuron
Berdasarkan fungsinya neuron ada tiga
macam yaitu:neuron sensorik, neuron motorik, neuron konektor (interneuron).
1.
Neuron sensorik
Neuron sensorik merupakan sel saraf yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor (alat indera) menuju ke otak
atau sumsum tulang belakang. Oleh karena itu neuron ini disebut juga neuron
indera karena dendrit neuron ini berhubungan dengan alat indera untuk menerima
impuls sedangkan aksonnya berhubungan dengan neuron lain.
2.
Neuron Motorik
Neuron motorik merupakan sel saraf yang
berfungsi untuk membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke
efektor (otot atau kelenjar dalam tubuh). Neuron ini disebut neuron penggerak
karena neuron motorik dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan
aksonnya berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
3.
Neuron konektor (interneuron)
Neuron konektor merupakan neuron
berkutub banyak (multipolar) yang memiliki banyak dendrit dan akson.
Neuron konektor berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke
neuron motorik. Neuron ini disebut neuron penghubung atau perantara karena
ujung dendrit neuron yang satu berhubungan dengan ujung akson neuron yang lain.
Macam-Macam Gerak
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls
oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi
karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa,
sedangkan gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks.
Gerakan biasa atau gerak sadar,
Yaitu gerak yang terjadi melalui
serangkaian alur impuls. Alur impuls tersebut dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik sebagai penghantar impuls, kemudian
dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk diolah.
Akhirnya muncul tanggapan yang akan
disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk gerak yang
disadari.
Contoh gerakan sadar antara lain:
berjalan, olah raga, makan , minum dan sebagainya.
Gerakan yang tidak disadari atau gerak
refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari.
Impuls saraf pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai
dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke
sumsum tulang belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan
dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks
disebut lengkung refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu:
1.
Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang
terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena
rangsangan cahaya.
2.
Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf
perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut
karena kaki menginjak batu yang runcing.
Sistem Syaraf
Syaraf Pusat
Seluruh
aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau
kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut
dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges.
Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter.
Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah.
Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara
arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan.
Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa
yang melapisi dan melekat pada tulang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu
otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata
hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia dewasa
terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
1. Otak Besar
Otak
besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua
belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap
belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur
tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak
besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi
badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan
neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian
dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis),
lobus oksipitalis (bagian belakang kepala).
2. Otak tengah (mesencephalon)
Otak
tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak
tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata,
refleks penyempitan pupil mata.
3. Otak belakang
Otak
belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan
dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama
yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan
sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini
membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus
kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks
otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang,
terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan
sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak,
berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks
seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
4. Syaraf Tepi
Sistem
Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron
yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
Sistem saraf sadar, Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang
dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak.
Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem
saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
Sistem saraf tak sadar. Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan
menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Kelainan-Kelainan
yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf
Gangguan pada sistem
saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut
dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat
kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:
a) Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat
gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian,
dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral.
Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang
memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan
akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
b) Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak
dimana penderita kehilangan memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu
memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena
kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau
suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c)
Ataksia
Ataksia merupakan
gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti
gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah setiap
kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang
menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan
otak, korda spinalis atau saraf spinalis.
2. Sistem indra
Tubuh manusia
mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ indera dikhususkan
untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya.
Hidung dan lidah mendeteksi adanya
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera
penglihatan yang dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui
serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
Struktur mata mulai
dari depan ke belakang, adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.
3. Indera Peraba
(Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
4. Indera Perasa (
Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
3. Sistem hormon
Hormon adalah senyawa
kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Kelenjar
tersebut tidak memiliki saluran khusus sehingga hormon yang dihasilkan langsung
diedarkan oleh darah. Proses penyaluran hormon dari kelenjarnya disebut
inkresi. Secara umum, fungsi hormon sebagai berikut :
§ Mengontrol pertumbuhan
tubuh
§ Mengatur reproduksi yang
meliputi perkembangan sifat kelamin sekunder seperti tumbuhnya kumis, suara
yang membesar, serta buah dada yang membesar
§ Mempertahankan
homeostasis (keseimbangan antara keadaan tubuh dan keadaan sekelilingnya).
§ Mengintegrasikan dan
mengoordinasikan kegiatan antara sistem hormon dan saraf
Berdasarkan letaknya
kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi kelenjar hipofisi, kelenjar gondok,
kelenjar anak gondok, kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas,
kelenjar gonad.
Baca : Ciri ciri reaksi kimia
1. Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis
menghasilkan beberapa hormon yang bertugas sebagai hormon pengatur beberapa
kelenjar lain, itulah sebabnya hipotesisi disebut sebagai master of gland.
2. Kelenjar gondok (tiroid)
Kelenjar gondok
menghasilkan hormon tiroksin. Hormon ini berfungsi memengaruhi proses
metabolisme dan oksidasi sel-sel tubuh. Selain itu, hormon ini juga memngaruhi
pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kematangan kelamin, serta distribusi air
dan garam dalam tubuh. Kekurangan hormon ini pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme yang ditandai dengan prubaan fisik dan mentalnya yang terlambat
(kerdil).
Kekurangan hormon
tiroksi dapat diatasi dengan menambahkan garam beryodium pada makanan atau
melalui air minum. Adapatun pada orang dewasa, kerkurangan ormon ini
mengakibatkan miksodema. Miksodema adalah kegemukan yang luar biasa (obesitas).
Kelebihan hormon tiroksin mengakibatkan metabolisme berlebih, denyut jantuk
meningkat, dn badan agak kurus. Keadaan ini disebut basedowi.
3. Kelenjar anak gondok
Kelenjar anak gondok
menghasilkan parathormon. Hormon ini berfungsi untuk mengatur kadar kalsium
dalam darah. Jika kadar kalsium dalam darah lebih rendah dari normal maka
parathormon disekresikan. Namun, hipersekresi dari hormon ini mengakibatkan
jumlah kalsium dalam darah bertambah sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
pengendapan kalsium di ginjal yang dikenal sebagai batu ginjal. Adapun keadaan
hiposekresi hormon ini dapat mengakibatkan tetani (kejang-kejang).
4. Kelenjar timus
Kelenjar timus
menghasilkan hormon timosin yang berperan dalam proses imunitas tubuh dan
pertumbuan limfosit. Kelenjar ini hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja,
setelah dewasa kelenjar ini tidak berfungsi lagi.
5. Kelenjar adrenal (kelenjar anak ginjal)
Kelenjar adrenal
menghasilkan beberapa hormon sebagai berikut ini :
§ hormon kortikoid,
berfungsi menyerap natrium dari darah dan mengatur rabsorsi pada ginjal
§ hormon glukokortikoid,
berfungsi untuk menanggulangi kondisi stress yang berkepanjangan
manaikkan kadar glukosa dara, dan memobilisasi lemak
§ hormon androgen,
berfungsi sifat kelamin sekunder pada laki-laki
§ hormon adrenalin,
berfungsi memudahkan dan mengurangi arus darah ke otot dan otak, menikkan
tekanan darah, menaikkan kadar glukosa darah, meningkatkan aktivitas
metabolisme, serta mendorong reabsorpsi Na+ dan eksresi K+ di ginjal.
6. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas
menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berperan untuk menurunkan kadar glukosa
darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen. Kekurangan hormon ini
mengakibatkan kencing manis. Kencing manis ditandai dengan naiknya kadar
glukosa dalam darah. Kekurangan hormon insulin ini dapat diatasi dengan memberikan
suntikan insulin kepada penderita.
Selain insulin, kelenjar
pankreas juga menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon berfungsi menaikkan
kadar gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa. Jadi, hormon insulin
dan glukagon berfungsi dalam pengaturan gula darah.
7. Kelenjar kelamin (gonad)
Kelenjar kelamin pada
laki-laki disebut dengan testis. Testis ini menghasilkan hormon testoteron.
Hormon testoteron berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder laki-laki
seperti tumbuhnya kumis dan dada menjadi lebar membidang.
Kelenjar kelamin pada
wanita disebut ovarium. Ovarium menghasilkan hormos estrogen dan progesteron.
Hormon estrogen dan progesteron berfungsi memengaruhi sifat kelamin sekunder
pada perempuan, misalnya pertumbuhan pinggul dan payudara yang membesar.
Kesimpulan
Organ-organ
tubuh makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki
suatu sistem yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas
sustem saraf, sistem hormon dan sistem indera.
Read Users' Comments (0)